Rabu, 13 Januari 2016

Wali Songo, penyebar agama Islam di Tanah Jawa



        Para wali adalah pelopor penyebaran Islam di Indonesia khususnya di Jawa. Jumlah mereka ada sembilan orang, sehingga disebut Wali Songo. Mereka adalah para intelektual pembaharu masyarakat. Mereka mengenalkan berbagai peradaban baru seperti bercocok tanam, berdagang, kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan. Berikut kesembilan wali tersebut.

a.   Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik)
            Maulana Malik Ibrahim disebut juga Sunan Gresik, juga Syekh Maghribi. Beliau lahir di Samarkhan pada abad ke-14. Sunan Gresik bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku).
Beliau dianggap sebagai yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Ia mengajarkan cara-cara bercocok tanam dan banyak merangkul masyarakat golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan di akhir kekuasaan Majapahit. Beliau tidak menentang agama yang dianut oleh masyarakat Jawa pada saat itu, melainkan beliau menunjukkan kedamaian yang dibawa oleh agama Islam. Usaha beliau pun menarik hati masyarakat dan akhirnya banyak masyarakat yang memeluk agama Islam.
Ia membangun pondokan tempat belajar agama di Leran, Gresik. Pada tahun 1419 M / 882 H, Sunan Gresik wafat. Beliau dimakamkan di Desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.

b.   raden rahmat (SUNAN AMPEL)
Sunan Ampel merupakan putra dari Maulana Malik Ibrahim dan Putri Campa. Beliau lahir di Campa tahun 1401 M. Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Beliau merupakan BAPAK PARA WALI. “Sunan” merupakan gelar kewalian Raden Rahmat, sedangkan “Ampel” dinisbatkan kepada tempat tinggalnya, dimana tempat tersebut dekat dengan Surabaya. Beliau mendirikan sebuah pesantren di Ampel Denta, Surabaya dan merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa. Beliau menganut madzhab Hanafi. Diantara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah.
Beliaulah yang mengenalkan istilah MO LIMO (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Istri dari Sunan Ampel yaitu Dewi Condrowati (Nyai Ageng Manila), putri adipati Tuban bernama Arya Teja.
Sunan Ampel wafat pada tahun 1481 M dan dimakamkan di sebelah barat masjid Ampel, Surabaya.

c.    Syekh maulana makhdum ibrahim (Sunan bonang)

Nama asli Sunan Bonang ialah Maulana Makhdum Ibrahim. Sunan Bonang merupakan putra dari Sunan Ampel yang berarti merupakan cucu dari Sunan Gresik. Beliau lahir pada tahun 1465 M. Beliau banyak berdakwah melalui kesenian demi menarik perhatian masyarakat Jawa supaya memeluk agama Islam.
Beliau mengubah suluk Wijil dengan memasukkan rebab dan bonang dan mengubah tembang Tombo Ati yang liriknya tidak asing di telinga kita. Karya sastra yang diciptakannya disebut “Suluk”. Suluk berasal dari bahasa arab “Salakattariqa” yang artinya menempuh jalan (tasawuf).
Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M dan dimakamkan di Bonang.

d.  Raden qosim (sunan drajat)
Beliau memiliki nama kecil Raden Qosim. Gelarnya Raden Syarifuddin. Beliau merupakan adik dari Sunan Bonang. Diperkirakan Sunan Drajat lahir pada tahun 1470 M.
Sunan Drajat membangun tempat dakwah yang disebut Dalem Duwur. Tepatnya di atas bukit di Desa Drajad, Paciran, Kabupaten Lamongan. Karya beliau yaitu TEMBANG MACAPAT PANGKUR. Gamelan Singomengkok peninggalannya di Museum Daerah Sunan Drajad, Lamongan. Beliau wafat pertengahan abad ke 16 dan dimakamkan di Desa Drajad, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

e.    Raden ainul yakin (sunan giri)
Sunan Giri lahir di Blambangan, tahun 1442 M. Beliau memiliki beberapa nama, yaitu Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden Ainul Yakin, dan Joko Samudra. Beliau putra dari Maulana Ishaq (dari Pasai) dan Dewi Sekardadu putri Prabu Menak Sembuyu dari kerajaan Blambangan. Ia berguru dengan Sunan Ampel dan saudara seperguruan dengan Sunan Bonang.
Beliau pencipta beberapa permainan seperti CUBLAK-CUBLAK SUWENG, ILIR-ILIR, JAMURAN, JITHUNGAN, DELIKAN. Dan gending (instrumental Jawa) seperti ASMARADANA dan PUCUNG. Beliau wafat pada tahun 1506 M dan dimakamkan di Giri, Gresi, Jawa Timur.

f.    JA’FAR SHODIQ (SUNAN KUDUS)
Sunan Kudus atau Ja’far Shodiq merupakan putra Sunan Ngadung / Raden Usman Haji. Beliau memiliki kepandaian dan menguasai berbagai ilmu, sehingga dijuluki WALIYUL ILMI (orang yang kuat ilmunya)
Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yakni sebagai panglima perang dan hakim peradilan agama. Salah satu peninggalannya yang terkenal yaitu Masjid Menara Kudus. Arsitektur masjid tersebut bergaya campuran antara Hindu dan Islam. Kesenian yang merupakan karya beliau yaitu gending MASKUMAMBANG dan gending MIJIL. Beliau diperkirakan wafat pada tahun 1550.


g.   Raden said (sunan kalijaga)
Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta / Raden Sahur, termasuk turunan Ranggalawe yang beragama Hindhu tapi telah memeluk agama Islam. Beliau lahir sekitar tahun 1450 M dengan nama Raden Said. Nama lainnya yaitu Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Salah satu gurunya adalah Sunan Bonang.
 Beliau adalah pencipta baju takwa, perayaan sekaten, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Beliaulah yang menggunakan kesenian sebagai media dakwah. Seperti kesenian WAYANG. Salah satu karyanya adalah TEMBANG DANDANG GULO.
Sunan Kalijaga wafat dan dimakamkan di Desa Kadilangu, selatan Demak (Bintara)


h.    RADEN UMAR SAID (Sunan muria)

Beliau merupakan putra Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Soejinah, putri Sunan Ngudung. Nama kecilnya ialah Raden Prawoto. Beliau memiliki isteri bernama Dewi Roroyono, putri Sunan Ngerang.
Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata merupakan sasaran Sunan Muria dalam berdakwah.
Salah satu karya dakwahnya adalah lagu SINOM dan KINANTI.

i.   SYARIF HIDAYATULLAH (SUNAN GUNUNG JATI)


 Beliau lahir tahun 1448 M. Ada juga yang mengatakan tahun 1450 M. Ibunya bernama Nyai Rara Santang (Syarifah Mudaim), putri Raja Pajajaran Prabu Siliwangi. Dan ayahnya bernama Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina.
  Sejak berusia 14 tahun, Sunan Gunung Jati mempelajari ilmu agama. Dan mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah yang kemudian dikenal sebagai Kesultanan Cirebon. Beliau merupakan satu-satunya Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Jawa Barat. Putra beliau bernama Maulana Hasanuddin. Yang kemudian menyebarkan agama Islam di Banten, dan menjadi cikal bakal berdirinya Kesultanan Banten.


Referensi :

Al Azhar, Tim. 2008. Sejarah Kebudayan Islam. Gresik: Kembar Jaya

1 komentar:

  1. Las Vegas, NV casino with $20 bonus at Encore Resort
    This year, it's 경상북도 출장샵 been just one year since the first Las Vegas 광명 출장안마 Strip 하남 출장샵 casino opened. 당진 출장마사지 A new 밀양 출장마사지 gaming venue opened on October 26, 2020, two years after the

    BalasHapus